Hijrah Creative

  • Home
  • Features
  • _Kegiatan Kami
  • _Premium Product
  • _Youtube Channel
  • Ecoprint
  • _Pasmina Ecoprint
  • _Jilbab Ecoprint
  • _Craft Ecoprint
  • _Pakaian Ecoprint
  • _Kain Ecoprint
  • Batik
  • _Kain Batik Cap
  • _Kain Batik Kombinasi Cap Tulis
  • _Kain Batik Tulis
  • _Kain Batik Pewarna Alam
  • _Pakaian Batik
  • Tentang Kami
  • Work Shop

Ecoprint di Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat


Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_1

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_2

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_3

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_4

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_5

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_6

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_7

Pelatihan Ecoprint_Jangkang_Sanggau_2024_8



Tanggal 19 - 21 November 2024 team intruktur Ecoprint dari Hijrah Creative memperoleh kerpercayaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan pelatihan pembuatan ecoprint di Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau.

Pelatihan yang diikuti oleh warga Kecamatan Sanggau ini berlangsung dengan baik dimana kehangatan, keramahan dan antusias dari warga yang luar biasa karena untuk menuju lokasi pelatihan di Kecamatan Jangkang ini warga melalui usaha atau perjalanan yang cukup menantang.  

Berkat dukukungan penuh dari Aparatur Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Jangkang semua keterbatasan yang ada dapat dilalui dengan baik bahkan menghasilkan karya - karya ecoprint yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh warga setempat.



Chat WA
  • 0 Comments

Pelatihan Ecoprint Bagi Penyandang/Keluarga Disabilitas Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman

Ecoprint_Seyegan_1

Ecoprint_Seyegan_2

Ecoprint_Seyegan_3

Ecoprint_Seyegan_4



Tujuan dari dilaksanakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi terhadap para penyandang disabilitas terutama pada bidang usaha wastra pembuatan kain ecoprint dengan meningkatkan kecakapan kerja dan kemampuan kerja mandiri melalui pendidikan dan pelatihan, serta pemberian dukungan peralatan produksi dan pemasaran. Pelaksanaan pelatihan ini memiliki tujuan utama meningkatkan kemampuan keterampilan produksi, kewirausahaan dan manajemen para penyandang disabilitas sehingga mereka dapat mengidentifikasi peluang usaha serta memulai usaha mereka sendiri. Tujuan ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman khususnya Dinas Sosial Kabupaten Sleman untuk menghidupkan kewirausahaan dikalangan disabilitas sebagai strategi dalam penciptaan lapangan kerja.

Pelatihan yang diikuti oleh 10 orang peserta penyandang/keluarga disabilitas mulai tanggal 3 s.6 Juni 2024 di GOR Kelurahan Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.


Chat WA
  • 0 Comments

Pelatihan Ecoprint dan Shibori Kalurahan Bimomartani Kapanewon Ngemplak Kabupaten Sleman

Bimomartani_Ecoprint_1

Bimomartani_Ecoprint_2

Bimomartani_Ecoprint_3

Bimomartani_Ecoprint_4
 


Pada tanggal 28 s.d 31 Mei 2024 team Hijrah Creative mendapatkan amanah dari Dinas Sosial Kabupaten Sleman melaksanakan pelatihan pembuatan kain ecoprint dan shibori di kantor desa kalurahan Bimomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman yang diikuti oleh 20 peserta.

Pelatihan yang dilakasanakan selama 4 hari ini membuat produk kain ecoprint dan shibori dengan tujuan kedepannya agar warga Kalurahan Bimomartani dapat meningkatkan perekonomian keluaraga melalui usaha dibudang wastra.


Chat WA
  • 0 Comments

 PELATIHAN SINGKAT PEMBUATAN ECOPRINT DENGAN TEKNIK DASAR

Pelatihan Ecoprint_Jogja_1

Pelatihan Ecoprint_Jogja_2

Pelatihan Ecoprint_Jogja_3

Pelatihan Ecoprint_Jogja_4


Pada hari senin tanggal 22 Januari 2024 team pelatihan ecoprint dari Hijrah Creative dipercaya untuk melaksankan peltihan pembuatan ecoprint pada kain jilbab. Pelaksanaan pelatihan di Cokrodiningratan Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta.

Pelatihan kali ini merupakan pelatihan singkat untuk ibu-ibu perwakilan warga Cokrodiningratan atas inisiasi anggota DPRD D.I Yogyakarta. Dikarenakan waktu yang singkat maka pelatihan pembuatan kain ecoprint menggunakan teknik dasar. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan baru untuk ibu-ibu warga Cokrodiningratan bagaimana membuat atau memproses kain ecoprint dengan baik dan benar sehingga kedepannya bisa memberi manfaat untuk warga.

Pembuatan ecoprint di daerah perkotaan seperti Cokrodingratan ini sangat tepat karena membuat tau memproduksi suatu produk wastra tanpa merusak lingkungan yang padat penduduk akan memberi nilai lebih yang dapat menambah perekonomian warga.



Chat WA
  • 0 Comments

Pelatihan Ecoprint di Desa Bokoharjo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman


Pelatihan Ecoprint Desa Bokoharjo Gambar 1
Hasil Pelatihan Kain Katun Ecoprint Desa Bokoharjo yang dihadiri Bapak Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman dan Kepala Desa Bokoharjo

Pelatihan Ecoprint Desa Bokoharjo Gambar 2
Hasil Pelatihan Ecoprint Kain Pasmina Desa Bokoharjo

Pelatihan Ecoprint Desa Bokoharjo Gambar 3
Suasana Pelatihan Ecoprint Tahapan Fiksasi Pewarnaan Alam

Pelatihan Ecoprint Desa Bokoharjo Gambar 4
Suasana Pelatihan Ecoprint Tahap Proses Mordanting

Pelatihan Ecoprint Desa Bokoharjo Gambar 5
Suasana Pelatihan Ecoprint Tahap Proses Scoring


Team Pelatihan Ecoprint dari Hijrah Creative digandengan Dinas Sosial Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta melaksanakan pelatihan ecoprint dan kewirausahaan bertempat di kantor Kelurahan Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada tanggal 9 - 12 Mei 2022. Peserta pelatihan sejumlah 20 (duapuluh) orang ini mayoritas adalah ibu - ibu rumah tangga yang memperoleh pembinaan dari Dinas Sosial Kabupaten Sleman.

Pelatihan kali ini dirancang dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa Bokoharjo dan dalam rangka merealisasikan desa Bokoharjo sebagai sentra kerajinan ecoprint. Posisi desa Bokoharjo yang sangat startegis yaitu dekat dengan Candi Prambanan dan Candi Boko memiliki potensi pariwisata yang sangat besar kedepannya.

Penyelenggaraan pelatihan yang diadakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sleman sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin memulai atau merintis usaha dibidang fesyen. Pelatihan tersebut tidak hanya memberikan teori dan teknik pembuatan kain ecoprint tetapi juga memberikan modal usaha kepada  peserta pelatihan berupa bahan dan alat produksi. Telah disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Bapak Mustadi bahwa peserta pelatihan ecoprint ini memperoleh akses untuk bantuan modal usaha yang dikelola Dinas Sosial Kabupaten Sleman.

Selain memberikan pelatihan teknik pembuatan ecoprint secara ditail pada pelatihan tersebut team dari Hijrah Creative juga memberikan motivasi usaha dan cara - cara menjalankan suatu bisnis pada usaha fesyen.


                
Chat WA
  • 0 Comments

Pelatihan Ecoprint di Drono Tridadi Sleman 1.1
Pelatihan Ecoprint di Desa Tridadi, Kec. Sleman, Kab, Sleman 1.1

Pelatihan Ecoprint di Drono Tridadi Sleman 1.2
Pelatihan Ecoprint di Desa Tridadi, Kec. Sleman, Kab, Sleman 1.2


Pelatihan Ecoprint di Drono Tridadi Sleman 1.3
Pelatihan Ecoprint di Desa Tridadi, Kec. Sleman, Kab, Sleman 1.3

Pelatihan Ecoprint di Kecamatan Turi Sleman 2.1
Pelatihan Ecoprint di Kec. Turi, Kab, Sleman 2.1

Pelatihan Ecoprint di Kecamatan Turi Sleman 2.2
Pelatihan Ecoprint di Kec. Turi, Kab, Sleman 2.2

Pelatihan Ecoprint di Kecamatan Turi Sleman 2.3
Pelatihan Ecoprint di Kec. Turi, Kab, Sleman 2.3

Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman 3.1
Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto, Kec. Berbah, Kab, Sleman 3.1

Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman 3.2
Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto, Kec. Berbah, Kab, Sleman 3.2

Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman 3.3
Pelatihan Ecoprint di Desa Kalitirto, Kec. Berbah Kab, Sleman 3.3


Selama periode Januari s.d Maret 2023 team pelatihan Hijrah Creative bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Sleman melaksanakan pelatihan Ecoprint bagi keluarga pra sejaterah di Kabupaten Sleman.


Pelatihan Ecoprint ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Sleman yang masih masuk katagori pra sejahtera sehingga dengan mengikuti pelatihan ecoprint ibu - ibu tersebut dapat meningkatkan perekonomian keluarga.


Ada beberapa kelebihan yang bisa diperoleh peserta pelatihan ecoprint dalam meningkatkan perekonomian warga pra sejahtera yaitu menggunakan bahan pewarna alami dengan tidak merusak lingkungan, bahan baku bisa diperoleh disekitar tempat tinggal warga dan memiliki nilai jual yang ekonomis.




Chat WA
  • 0 Comments


Ecoprint On Cat Walk : Hijrah Creative Menampilkan Produk Unggulan pada acara Jogja Fashion Week 2022


            Jogja Fashion Week (JFW) 2022 sebagai barometer fesyen dari Daerah Istimewa Yogyakarta dilakasanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 26 s.d 30 Agustus 2022 yang dipusatkan di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta. Perhelatan Fesyen tahunan terbesar di Yogyakarta ini diikuti oleh 100 Usaha Kecil Menengah (UKM) Fasyen dan 79 desainer asal Yogyakarta.

Pada pembukaan acara JFW 2022 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamangku Buwono X menyampaikan : "Tahun 2024 Industri fesyen asal Yogyakarta sudah bisa menembus dan tampil di pasar international. Fasyen yang dimaksud bukan hanya batik saja tapi juga industri fesyen non batik, asesoris, sepatu, tas, perhiasan dan produk lainnya agar meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar".

Gubernur DIY mengatakan untuk Yogyaakarta, industri kreatif fesyen turut menjadi penyangga kekuatan pertumbuhan ekonomi daerah karena membuka banyak lapangan kerja dan hidupnya perajin kecil. Hal ini akan memberikan ruang berkarya dan berkreasi di bidang fesyen. Dimana pelaku UMKM bidang fesyen yang kini banyak ditarik untuk mengisi stand di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

Kepala Dinas Perindag DIY Ir Syam Arjayanti MPA menyampaikan : "JFW 2022 dengan tema Karya Wastra Bhinneka. Bangkitkan Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen yang artinya dengan  keberagaman wastra yang dimiliki setiap daerah di Nusantara ini, dapat menjadi kekuatan dalam industri fesyen untuk menjadi kekayaan yang sangat adi luhung”.

Pada kegiatan JFW 2022 Hijrah Creative ikut serta pada dua kegiatan yang terselenggara yaitu peragaan busana dan pembukaan stand di JEC. Untuk kegiatan peragaan busana pemilik Hijrah Creative Retno Winarti sebagai desainer menampilkan 6 koleksi busana wanita yang diperagakan para peragawati. Selama kegitaan Jogja Fashion Week 2022 di Jogja Expo Center dari tanggal 26 s.d 30 Agustus 2022 Hijrah Creative juga membuka stand pameran menampilkan produk - produk unggulan.

Jogja-Fashion-Week-2022-Gambar-1
Jogja Fashion Week 2022. Gambar 1
Jogja-Fashion-Week-2022-Gambar-2
Jogja Fashion Week 2022. Gambar 2


  • 0 Comments

Logo Asia and the Pacific EN
Asia and the Pacific

Indonesian Women Entrepreneurs: Champion Gender Equality in the Workplace, Marketplace and Community as WEPs Ambassadors

Date: Friday, 18 March 2022

Author: Chiquita Carolyne

Women Entrepreneur Participants in the WeRise Toolkit Training
Women Entrepreneur Participants in the WeRise Toolkit Training Session Photo of screenshot taken during training session by Chiquita

Small Medium Enterprises (SMEs) play a significant role in Indonesia– they provide employment opportunities and reduce income inequalities, which drives the country’s economy forward and promotes social inclusion, as reported by the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) in 2018.

However, today they are facing difficulties in accessing capital financing to fuel their businesses due to a lack of credit history, having no bank accounts, and limited financial literacy and business experience. A 2020 World Bank Study reported SMEs unmet credit needs in developing economies totalled almost US$ 8.1 trillion, accounting for around 40 per cent of gross domestic product. Meanwhile, the increase of loan shares to SMEs are in line with the increase in financial stability thanks to the reduction of non-performing loans and a decrease in the probability of default.

Aware of these facts, UN Women through the European Union (EU)-funded WeEmpower Asia Programme, aimed for more women to lead, participate and have access to enhanced business opportunities. To that end, it launched the Women Entrepreneur (WE) Rise toolkit, together with ukmindonesia.id and BopInc. This toolkit is designed for and with women-led SMEs in the ‘missing-middle’ – those who are considered too big for microfinance institutions (MFIs) and too small or risky for traditional finance providers, such as commercial banks. The WeRise toolkit is aimed at women entrepreneurs to improve access to finance and to increase gender equality and inclusivity in their own businesses.

In December 2021, WeEmpowerAsia, along with ukmindonesia.id, conducted a series of training sessions using the updated and localized WeRise Toolkit for Indonesian SMEs. The toolkit was designed together with entrepreneurs, accelerators and finance experts from both Asia and Europe. Through interactive workshop sessions and pilot trainings, the materials strove to be as practical and relevant for the target group as possible. More than 80 SMEs in Indonesia joined the two-day training sessions in two batches, having in-depth discussions on business funding schemes, challenges in accessing it and the available opportunities.

During the training, all SMEs were encouraged to work towards gender equality in growing their businesses by joining the Women’s Empowerment Principles (WEPs) network. WEPs are a set of seven principles established by UN Women and the UN Global Compact, guiding businesses to become more gender-responsive across their value chain. A WEPs signatory has the advantage of being part of a global network of 5,700 companies organized by UN Women and the UN Global Compact. In Indonesia, currently 158 companies across sectors and sizes are signatories to WEPs.

UN Women Indonesia presents the narratives  of three inspiring women entrepreneurs, participants in the WeRise Toolkit Training, about their businesses and gender equality initiatives.

      1. Elsye Suryawan, Director of Kelompok Bunda Berkarya

Kelompok Bunda Berkarya in MSME business competition and awarded as the winner among hundreds of participants
Kelompok Bunda Berkarya in MSME business competition and awarded as the winner among hundreds of participants. Photo courtesy of Elsye Suryawan

Concerned about sustainability and marginalized communities, especially women with disabilities, Elsye Suryawan established a women’s business group, Kelompok Bunda Berkarya (Working Mother Groups) and heads the non-profit organization, Yayasan Peduli Kemanusaan Bali (YPK BALI) that caters to the needs of persons with disabilities. She created the women’s business group to empower women with disabilities by helping them become economically active through making and selling handicrafts made from plastic waste thereby creating economic added value.

She has a long-held aspiration – for women and men to be equal, in the household and community, not entrenched in a deeply-rooted patriarchal culture of men as the dominant players. To that end, she has conducted many trainings for women and girls to realize their potential and abilities, both in her business and in the foundation she leads.

Elsye believes that the concept of gender equality has to be understood from an early age. To advocate for gender equality for girls and encourage their right to make their own decisions, she organizes various programmes, such as vocational training for women, Balinese dancing and drawing lessons, while also providing sex education to the beneficiaries in her foundation.

Elsye gave training on management and business canvas model to women entrepreneur
Elsye gave training on management and business canvas model to women entrepreneur. Photo courtesy of Elsye Suryawan

Elsye was very grateful to receive WeRise Training, which she claimed broadened her perspective on how to obtain funding for her business. She disseminated this information among members of her business group. She emphasized that often the women in her group regard their lack of capital as the reason for not owning a business, although many funding institutions do offer financing to small enterprises.

Knowledge of the WEPs also provided her with a clear framework on which to base her current and future actions. Currently, 95 per cent of her employees in her foundation are women. She  has a maternal leave policy in place, and conducts sex education sessions for the foundation’s staff and the beneficiaries.

She hopes to be a further advocate for gender equality for girls. “Looking back, when I was a child, the common narrative was condescending to girls’ capabilities. I don’t want such mysoginistic attitudes to give them a mental block when they are adults – incapable of achieving something just because they are girls, despite their interest and potential. I want to end those narratives!”

She believes that girls have limitess potential growing up. These value are also embodied in her family, and she taught her children about a woman’s right to make her own decisions and to choose what action to take, and how to respond to bullying. Moreover, she advocates gender equality to the people around her – the women business group and her staff – hoping that the notion of gender equity will be passed on to their personal friends, family, household and communities.

      2. Putu Furina Dewi, Owner of Moja Coffee

left:Putu Furina in an event bazaar of Indonesia Catering Business Association
Photo on the left: Putu Furina in an event bazaar of Indonesia Catering Business Association. Photo on the right: Pupuan women coffee farmer were roasting coffee. Photo courtesy of Putu Furina Dewi

Elsye’s understanding of gender equality is similar to that of other participants, Putu Furina Dewi, owner of Moja Coffee. “Gender equality is a condition where men and women have the same opportunities, the same rights and responsibilities, and can live their lives free from discrimination.”

Born in Jakarta but originally from Pupuan, a coffee plantation area in Bali, she was longing to build her own coffee business which helps women coffee farmers. As a mother, she also wants to be productive economically, building her own business that is both profitable and contributes to improving the lives of female coffee entrepreneurs in Indonesia.

In the WeRise Toolkit training, she learned about gender discrimation and how to overcome it using WEPs in her business and community. She especially wanted to develop the policy in all aspects of her business – finding a suitable supply partner, employees and a funding organization, while sharing the same vision of  empowering women to address gender inequality in society.

“As an entrepreneur, I have an opportunity to play an active role in realizing women’s economic empowerment throughout the supply chain by implementing company policies that are based on WEPs seven basic principles and on inviting other women entrepreneurs to come on board for the same purpose.”

Her commitment to implement WEPs in her business includes providing examples of best practices for investing in women and inspiring others from various communities to do the same. In this way, she hopes that in the future, the practices of implementing gender equality in running a business will be instilled in the society. 

      3. Retno Winarti, Owner of Hijrah Creative

Gambar Result of the ecoprint training taught by Retno in South Sulawesi, Indonesia
Result of the ecoprint training taught by Retno in South Sulawesi, Indonesia. Photo courtesy of Retno Winarti

Making the transition from employee to  business woman, Retno found herself more comfortable and empowered running her own Batik clothing business. She applied gender equality values to running her business with her husband, who resigned from his job and joined her thriving business.

For her, gender equality is about men and women walking side by side, making equal contributions, having the same privileges and rights. Retno and her husband finally established the legal corporation under both their names and both have different roles with equal rights and responsiblities in the business. While her husband handles research and development, raw materials and products, she focuses on marketing and client relationships. She notes, “My husband and I divide the tasks involved in running our business. We are equal and we coordinate all the elements that make our business successful”.

Gender equality has also been included in the products she developed, such as a unisex product for men and women. To emphasize the notion of equality, her men and women employees are treated in the same fashion. ­

In addition to running her business, she is often invited as a mentor in ecoprint or batik drawing training organized by the government or companies’ social responsibility programmes in other cities. In such trainings of women’s business groups, she continuously advocates for gender equality.

In the WeRise Training, she became aware of how to run a business, the importance of proper financial reporting and of having access to different types of institutional funding. The training taught her how to reach out to specific types of non-traditional funding institutions to scale up her business, and she passes the information to other businesses that she mentors.

In the near future, Retno also hopes to provide trainings for women in her area, mainly domestic workers, so they can produce goods and become business owners.

  • 0 Comments
Gambar Ecoprint Kain




Harga : Rp. 275.000,00 - Rp. 1.000.000,00

Chat WA
  • 0 Comments
Postingan Lama Beranda

About me

a


Workshop & Store

Puri Mojo Asri C 15, Karangmojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman 55571


Follow Us

  • pinterest
  • instagram
  • facebook
  • Youtube

Banner spot

instagram

Template Created By :Hijrah Creative | KKN 45 UMBY. All Rights Reserved.

Back to top